BerdayaNews.com, Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk mengambil tanggung jawab penuh atas penyelesaian polemik dan beban keuangan yang masih melekat pada proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Presiden menekankan bahwa penyelesaian proyek strategis nasional ini tidak boleh menimbulkan beban fiskal jangka panjang bagi negara. Pemerintah, katanya, akan mengambil langkah terukur untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi, sosial, dan teknologi dari proyek transportasi cepat pertama di Asia Tenggara ini.

“Proyek Whoosh adalah kebanggaan nasional. Tetapi kebanggaan itu harus diikuti dengan tanggung jawab. Saya ambil tanggung jawab penuh untuk memastikan proyek ini efisien, sehat secara keuangan, dan memberikan manfaat langsung bagi rakyat,” tegas Presiden Prabowo.

Skema dan Strategi Terbaik Penyelesaian Piutang Kereta Cepat Whoosh

Dalam pembahasan bersama Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan PT KCIC, pemerintah tengah menyiapkan tiga strategi utama penyelamatan keuangan dan restrukturisasi piutang proyek Whoosh, dengan orientasi pada efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang:

  1. Restrukturisasi dan Konversi Piutang menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN)
  • Sebagian piutang kepada pemerintah dan BUMN akan dikonversi menjadi PMN, dengan sistem pengawasan berbasis kinerja (performance-based monitoring).
  • Langkah ini diperkirakan dapat mengurangi tekanan anggaran hingga Rp3,2 triliun dalam tiga tahun ke depan.
Baca juga :  SMP Negeri 1 Setu: Sekolah Unggulan dengan Segudang Prestasi, Tetap Berbenah di Tengah Keterbatasan

 

2.Skema Refinancing dan Penurunan Bunga Pinjaman

  • Pemerintah membuka peluang renegosiasi dengan lembaga keuangan Tiongkok untuk menurunkan bunga pinjaman dari rata-rata 3,4% menjadi 2,4% per tahun.
  • Berdasarkan simulasi sementara Kementerian Keuangan, penurunan bunga sebesar 1% dapat menghemat sekitar Rp1,8 triliun per tahun, atau Rp9 triliun dalam lima tahun pertama masa restrukturisasi.

3. Optimalisasi Aset dan Integrasi Kawasan Ekonomi Transit

  • Pengembangan kawasan komersial berbasis Transit Oriented Development (TOD) di sekitar Stasiun Halim, Karawang, dan Tegalluar dapat menghasilkan pendapatan non-tarif baru.
  • Potensi tambahan penerimaan dari pengelolaan lahan, periklanan, dan kemitraan komersial diperkirakan mencapai Rp1,5–2 triliun per tahun setelah 2027.

Analisis Efisiensi Fiskal dan Manfaat Ekonomi

Berdasarkan kajian internal sementara:

  • Total efisiensi fiskal jangka menengah (2025–2030) dari kombinasi restrukturisasi bunga, PMN, dan optimalisasi aset diperkirakan mencapai Rp14–16 triliun.

  • Penghematan ini dapat menurunkan beban subsidi operasional hingga 23% dibandingkan dengan proyeksi awal.

  • Sementara itu, penerapan sistem integrasi tiket dan digitalisasi manajemen operasional juga berpotensi menekan biaya operasional hingga 12–15% per tahun melalui otomatisasi dan efisiensi SDM.

Baca juga :  Noken Yumonggok Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Perempuan Lani

Presiden Prabowo menilai hasil kajian ini menunjukkan bahwa proyek Whoosh masih dapat menjadi model transportasi modern yang efisien dan produktif, selama dijalankan dengan tata kelola yang kuat dan strategi bisnis yang terukur.

Kepemimpinan Solutif dan Fokus pada Transparansi

Menko Perekonomian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa langkah Presiden menunjukkan gaya kepemimpinan yang tanggung jawab dan solutif, bukan reaktif. “Presiden mengarahkan kita untuk mencari solusi, bukan menyalahkan pihak mana pun. Fokusnya adalah bagaimana proyek ini bisa diselamatkan, efisien, dan tidak membebani keuangan negara,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga menyampaikan bahwa pemerintah juga tengah menyiapkan mekanisme profit sharing baru dengan mitra investor Tiongkok agar pembagian keuntungan lebih adil dan seimbang sesuai kontribusi modal dan risiko.

Peluang Integrasi Nasional dan Penguatan Aset Negara

Presiden juga menekankan pentingnya menjadikan proyek Whoosh sebagai bagian dari rencana besar penataan aset negara dan pelestarian lingkungan hidup di setiap daerah yang dilalui jalur kereta cepat.

Baca juga :  Presiden Prabowo dan PM Keir Starmer Gelar Pertemuan Virtual: Babak Baru Kemitraan Strategis Indonesia–Inggris

“Proyek ini bukan hanya tentang transportasi cepat, tetapi tentang membangun tata ruang yang ramah lingkungan dan mengoptimalkan nilai aset negara di setiap wilayah,” kata Presiden Prabowo.

Dalam konteks ini, pemerintah berencana menjadikan kawasan sekitar jalur KCJB sebagai zona hijau dan pusat inovasi regional, dengan mendorong kerja sama daerah untuk pengembangan transportasi terintegrasi dan efisien energi.

Arah Kebijakan ke Depan

Presiden Prabowo menugaskan tim ekonomi kabinet untuk menuntaskan blueprint restrukturisasi dan rencana bisnis baru KCJB paling lambat awal 2026, yang akan menjadi dasar keputusan fiskal dan investasi jangka panjang.

“Whoosh harus menjadi simbol efisiensi dan kebangkitan industri transportasi nasional. Kita akan belajar dari setiap tantangan, dan menjadikannya pijakan untuk masa depan yang lebih baik,” pungkas Presiden.fs