BerdayaNews.com, Seni — Jika Anda berpikir figure skating hanya soal berputar di atas es dengan kostum berkilau, Anda salah besar! Di balik gerakan yang anggun, olahraga ini menyimpan kombinasi seni tingkat tinggi, teknik ekstrem, mental baja, dan risiko cedera yang sangat nyata.

Dari skor sempurna di Olimpiade hingga aksi comeback dramatis dan gebrakan skater Indonesia di panggung Asia Tenggara — inilah 7 momen paling epik sepanjang sejarah figure skating yang membuat dunia membeku dalam kekaguman!

1. Torvill & Dean dan Boléro yang Sempurna (1984)

Jayne Torvill dan Christopher Dean membuat dunia ice dance terlahir kembali di Olimpiade Sarajevo 1984.

Dengan lagu klasik Boléro karya Maurice Ravel, mereka menari di atas es dengan sinkronisasi nyaris mistis — menyatu dengan tempo musik yang terus berubah dari lembut ke menggelegar.

Hasilnya? Skor sempurna! Medali emas! Sejarah baru! Bahkan hingga hari ini, penampilan mereka masih dijadikan standar keabadian dalam ice dance.

2. Midori Ito: Si Wanita Pertama Penakluk Triple Axel (1988, 1992)

Lompatan triple axel—rotasi 3,5 putaran di udara—pernah disebut mustahil bagi skater wanita.

Namun Midori Ito dari Jepang menghancurkan mitos itu saat mendaratkannya sempurna pada 1988. Ia kembali mengulangi momen ikonik tersebut di Olimpiade 1992 dan meraih medali perak, sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai pelopor revolusi teknis di skating putri.

Baca juga :  Dugaan Korupsi Dana Hibah Atlet Difabel Bekasi Rp 7 Miliar, 2 Pengurus NPCI Jadi Tersangka

3. Nancy Kerrigan dan Comeback Paling Menginspirasi (1994)

7 minggu jelang Olimpiade 1994, Nancy Kerrigan diserang hingga lututnya cedera parah dalam sebuah insiden yang mengguncang dunia olahraga. Dalangnya? Skandal persaingan yang menyeret nama Tonya Harding.

Publik menduga ia takkan bangkit lagi. Namun Nancy kembali ke arena dan tampil memukau di Lillehammer 1994, merebut medali perak dan momen tersebut menjadi pelajaran terbesar dalam sejarah skating:

Keanggunan sejati bukan saat Anda tak pernah jatuh, tapi ketika Anda bangkit, lalu menaklukkan es lagi.

https://youtu.be/zV-SfAOmI1M

4. John Curry: Balet Hidup di Atas Es (1976)

Di Olimpiade Innsbruck 1976, John Curry memperkenalkan gaya klasik balet dalam skating pria, memadukan power dan estetika yang belum pernah terlihat di eranya melalui musik Don Quixote.

Ia meraih emas dengan skor 105,9 dari 108, sebuah catatan yang menjadikannya salah satu skater paling artistik dan presisi sepanjang masa.

5. Debi Thomas dan Perunggu yang Memecah Batas (1988)

Debi Thomas membuat sejarah di Calgary 1988 sebagai skater kulit hitam pertama yang meraih medali di Olimpiade Musim Dingin, dengan medali perunggu tunggal putri.

Baca juga :  Bencana Serentak Sumatra, Alarm Politik Lingkungan — Saatnya Negara Menyelamatkan Hulu, Bukan Sekadar Hilir

Dua tahun sebelumnya, ia sudah juara dunia & juara AS, menegaskan bahwa prestasinya bukan sekadar simbolik — tapi murni kualitas global. Debi menjadi suara lantang bahwa keragaman memiliki tempat di arena es.

6. Peggy Fleming: Emas di Tengah Puing Duka (1968)

1961 menjadi tahun tergelap bagi skating Amerika Serikat ketika seluruh tim figure skating AS meninggal dalam kecelakaan pesawat Sabena Flight 548.

Harapan sempat pupus… sampai kemudian Peggy Fleming bangkit menjadi cahaya baru lewat emas Olimpik 1968, satu-satunya emas untuk AS pada edisi tersebut.

Ia menjadi simbol bahwa bangsa yang patah pun bisa kembali menoreh kemenangan.

7. Savika Refa Zahira: Mental Baja Indonesia di SEA Games 2019

Di panggung SEA Games 2019 Manila, Savika Refa Zahira membuktikan skating Indonesia layak diperhitungkan. Ia tampil memikat lewat lagu “Speechless” dari film Aladdin.

Meski sempat terjatuh saat mendarat dari lompatan, ia bangkit, menyelesaikan program dengan senyum dan koreografi penuh kelincahan. Juri memuji ketangguhan mentalnya, dan publik menyaksikan lahirnya momen ikonik baru Asia Tenggara, yang berbuah medali perunggu bersejarah untuk Indonesia.

Baca juga :  DPD PPKL & AB Papua Pegunungan Desak Pemprov Satukan Kubu KNPI: “Pemuda Harus Kembali ke Honai Persatuan”

Savika mengajarkan dunia: Es mungkin licin, tapi tekad tidak pernah tergelincir!

Figure Skating = Drama, Seni, dan Sejarah Emosional

7 momen ini bukan hanya definisi epik, tapi juga bukti bahwa figure skating adalah panggung emosi manusia yang paling beku sekaligus paling membara.fs