Oleh: Angginak Sepi Wanimbo

BerdayaNews.com, Wamena — Dari pedalaman kampung di Papua Pegunungan, sejumlah guru muda melangkah menuju Kota Wamena. Di antara mereka, hadir Yundenus Kogoya, Irwantho Kogoya, dan Dimiles Wandik—guru-guru yang membawa semangat perubahan bagi generasi muda. Langkah mereka membawa mereka ke Honai Besar Gerakan Literasi Mencerdaskan Anak Negeri Papua Pegunungan, tempat para pegiat literasi berkumpul dan bergerak.

Di honai literasi itulah, sekitar pukul 11.30 Waktu Papua Barat, mereka bersua dengan salah satu penggerak literasi Papua Pegunungan sekaligus pengagas “Gerakan Mencerdaskan Anak Negeri”, Angginak Sepi Wanimbo. Pertemuan itu bukan sekadar tatap muka, tetapi menjadi momen berbagi keprihatinan sekaligus harapan besar atas pendidikan anak-anak Papua.

Realitas Pedalaman: Semangat Besar, Tantangan Lebih Besar

Hari ini, banyak anak muda di pedalaman Papua memiliki kerinduan kuat untuk bersekolah. Namun, jalan mereka kerap terhambat: kekurangan tenaga pengajar, minimnya fasilitas, serta sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Fakta-fakta ini membuat pendidikan di pedalaman belum sepenuhnya menyentuh generasi muda Papua.

Baca juga :  SD Negeri Wangun Harja 1 Tegaskan Komitmen Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar

Di tengah realitas tersebut, kita yang telah bersekolah tinggi tidak boleh berdiam diri. Tidak boleh memilih aman, santai, atau acuh. Justru saat inilah kita harus bangkit, merangkul, dan mencerdaskan anak muda di kampung-kampung. Gerakan literasi menjadi salah satu jalan paling nyata dan efektif untuk membangkitkan harapan itu.

Gerakan Literasi: Pelita dari Pedalaman

Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis. Ini adalah gerakan mendidik, melayani, memotivasi, mendorong, sekaligus membina. Melalui literasi, anak-anak dilatih menulis dengan baik, membaca dengan benar, dan mengembangkan kemampuan sesuai kebutuhan daerah mereka. Dari sinilah semangat belajar anak muda dapat tumbuh dan berkembang.

Guru adalah pembawa pelita—lilin yang menerangi, jembatan yang menghubungkan, jalan menuju masa depan. Guru mempersiapkan setiap anak untuk melihat harapan, merebut masa depan, dan menjadi berkat bagi gereja, masyarakat, dan bangsa Papua.

Karena itu, budaya literasi harus lebih dulu hidup dalam diri seorang pendidik. Ketika guru memiliki kecakapan ilmu dan kemauan belajar yang tinggi, anak-anak pun akan mengikuti jejak itu. Membaca buku setiap hari adalah salah satu cara membangun kecerdasan berpikir demi kemajuan generasi Papua ke depan.

Baca juga :  Opini Hukum: Gugatan untuk Membatalkan Keputusan Bebas Bersyarat dan Meminta Agar Setia Novanto Kembali Menjalani Sisa Hukuman

Literasi Dimulai dari Honai, Gereja, dan Komunitas

Gerakan literasi dapat dimulai dari lingkungan terdekat: sekolah, honai, gereja, atau komunitas kecil. Dari tempat-tempat sederhana inilah pemikir-pemikir cerdas dapat lahir—anak-anak yang kelak mengejar cita-cita besar di tanah yang diberkati Tuhan.

Namun, kebangkitan literasi tidak bisa dijalankan satu orang saja. Perlu kesatuan langkah dan hati yang kuat. Anak-anak muda Papua yang memiliki pendidikan tinggi dan kini berada di luar daerah, lebih baik kembali ke kampung halaman, merangkul adik-adik, dan mengajar mereka. Jangan biarkan generasi pedalaman tertinggal jauh dari kabupaten dan kota lain di Indonesia.

Tantangan dan Harapan

Visi besar tentang literasi tentu tidak berjalan mulus. Banyak tantangan akan dihadapi—perbedaan latar belakang, fasilitas terbatas, hingga tantangan sosial di lingkungan honai dan gereja. Namun ini justru menjadi alasan untuk terus memotivasi, mendorong, dan membekali anak-anak muda yang bergabung dalam komunitas baca.

Penulis melihat bahwa hingga kini, belum semua sekolah pedalaman melakukan pelatihan menulis yang baik bagi murid. Karena itu, besar harapan agar para pimpinan sekolah di wilayah Lapago membuka ruang pelatihan menulis secara berkala. Ketika pelatihan menulis mulai diwujudkan, semangat belajar murid-murid pasti meningkat.

Baca juga :  Wakil Wali Kota Bekasi Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran oleh Presiden Prabowo di SMPN 4 Kota Bekasi

Dan penulis percaya, suatu hari nanti akan lahir pemimpin Papua yang memiliki kualitas ilmu unggul—para penggagas, konseptor, dan pemikir di berbagai bidang.

Anak Papua, Anak Hebat

Hari ini, Tuhan telah memberikan banyak sosok hebat kepada rakyat Papua: Socratez Sofyan Yoman, Benny Giay, Paskalis Kosay, Markus Haluk, Marthen Medlama, Ester Haluk, Merry Babinggen, Markus Kilungga, Ibrahim Peyom, Vince Tebay, Yefri Edoway, Sendius Wonda, Filep Karma, dan banyak tokoh penulis serta pemikir lainnya.

Mereka adalah bukti bahwa orang Papua bisa dan mampu. Dan generasi berikutnya bisa lebih hebat lagi—asal kita terus menyalakan pelita literasi di seluruh tanah Papua.fs