BerdayaNews.com, Wamena — Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Pedagang Kaki Lima dan Angkutan Barang (DPD PPKL & AB) Provinsi Papua Pegunungan, melalui Ketua Angginak Sepi Wanimbo, menyerukan kepada Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan agar segera mengambil langkah konkret untuk menyatukan dua kubu Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang saat ini terbelah di tingkat pusat maupun daerah.

Menurut Angginak, perpecahan kepemimpinan KNPI pusat turut berdampak hingga ke wilayah Papua Pegunungan, menyebabkan para pemuda di delapan kabupaten menjalankan program masing-masing tanpa koordinasi bersama.

“Gubernur dan Wakil Gubernur sebagai pemimpin rakyat di delapan kabupaten harus segera memanggil kedua kubu KNPI, mempertemukan mereka, lalu berbicara dari hati ke hati untuk mempersatukan pemuda. Hanya dengan persatuan, pembangunan bisa berjalan maksimal,” tegas Angginak di Wamena.

Ia menilai, dualisme kepemimpinan KNPI tidak boleh melemahkan semangat pemuda di daerah. Justru, kata dia, momentum ini harus menjadi kesempatan untuk kembali kepada jati diri budaya Papua Pegunungan yang menjunjung tinggi nilai musyawarah dan kesatuan.

Baca juga :  Di APEC 2025, Presiden Prabowo Tegaskan Pemanfaatan AI Jadi Kunci Atasi Kemiskinan dan Wujudkan Swasembada Pangan

“Jangan kita ikut terpengaruh dengan dualisme KNPI pusat. Pemuda Papua Pegunungan harus tetap solid. Kita perlu bertanya, di balik dua kubu ini sebenarnya ada apa, dan mau dibawa ke mana pemuda Papua?” ujarnya.

Angginak juga menyoroti dampak sosial yang timbul akibat lemahnya koordinasi organisasi kepemudaan. Menurutnya, banyak pemuda yang kini menjadi korban penyakit sosial dan kehilangan arah karena minimnya wadah yang kuat untuk membina dan menyatukan mereka.

“Jika pemerintah provinsi berhasil menyatukan pemuda, maka program pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan keagamaan akan mendapat dukungan penuh. Sebaliknya, bila perpecahan ini dibiarkan, maka kemajuan akan terus terhambat,” tambahnya.

Lebih jauh, Angginak mengajak seluruh pemuda Papua Pegunungan untuk kembali meneladani nilai-nilai budaya leluhur. Dalam tradisi masyarakat pegunungan, setiap masalah besar selalu diselesaikan di honai—tempat bermusyawarah dan mencari kesepakatan bersama.

“Dulu, para kepala suku mengundang masyarakat ke honai untuk berdamai, menyusun strategi, atau menyatukan langkah. Sekarang, Gubernur dan Wakil Gubernur adalah kepala suku besar kita. Saatnya mereka memanggil kedua kubu KNPI untuk kembali ke honai, duduk bersama, dan bersatu,” tutur Angginak.

Baca juga :  Pembelajaran dari Thailand: Integrasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Ketahanan Pangan dan Manajemen Sumber Daya Alam

Ia menutup dengan seruan semangat persatuan yang menggugah:

“Bersatu kita bangkit, bersatu kita maju, bersatu kita menentukan masa depan. Bersatu kita jaya, bersatu kita menjaga kesatuan pemuda Papua Pegunungan.”fs