BerdayaNews.com, Tokyo, Jepang — Bayangkan kamu berbaring tenang, tapi wajah dan tubuhmu dipenuhi puluhan jarum tipis yang berkilau di bawah cahaya lampu klinik. Dari jauh, kamu mungkin terlihat seperti landak manusia. Kedengarannya menyeramkan, tapi di Jepang, terapi seperti ini justru sedang viral dan jadi incaran para selebritas!

Selamat datang di Klinik Akupunktur Shirakawa, tempat di mana tradisi kuno bertemu gaya hidup modern — dan sedikit sensasi spiritual di dalamnya.

Klinik Viral yang Bikin “Manusia Landak”

Berlokasi di jantung Tokyo, Klinik Akupunktur Shirakawa bukan sekadar tempat terapi biasa. Di klinik ini, pasiennya diselimuti ratusan jarum kecil — dari wajah hingga dada — hingga terlihat seperti cosplay landak.

Fenomena ini viral setelah aktor Jepang Masataka Kubota (pemeran utama Tokyo Ghoul) mengunggah foto dirinya saat menjalani terapi. Dalam foto itu, wajah Kubota nyaris tak terlihat karena dipenuhi jarum halus, dan Instagram bahkan menandainya sebagai konten sensitif!

Tapi alih-alih trauma, Kubota justru menyebut pengalamannya “menenangkan dan menyegarkan.”
“Rasanya seperti tubuhku dibersihkan dari dalam,” tulisnya.

Baca juga :  GEOLOGI INDONESIA SANGAT SENSITIF: Memelihara Alam, Menguatkan Antisipasi, Kunci Menyelamatkan Indonesia Dari Bencana

Fenomena “landak akupunktur” ini kemudian menyebar cepat, menarik perhatian media internasional termasuk South China Morning Post, yang menggambarkan klinik ini sebagai tempat pengobatan unik dengan perpaduan sains dan spiritualitas.

Harga Terapi Setara Liburan ke Bali

Klinik Shirakawa bukan untuk yang berbudget pas-pasan.
Satu sesi terapi di sini bisa mencapai 200.000 yen — atau sekitar Rp 21 juta!

Namun mahalnya biaya tidak menyurutkan peminat. Klinik ini justru dipenuhi kalangan artis dan atlet Jepang. Selain Kubota, ada atlet tenis meja Ai Fukuhara, aktris Mami Kumagai, dan bahkan penyanyi senior Hiromi Go.

Mereka kompak mengaku merasa “lebih ringan, tenang, dan penuh energi positif” setelah menjalani sesi yang bikin bergidik ini.

Bukan Akupunktur Biasa — Tapi Akupunktur Akar

Apa yang membuat klinik ini berbeda dari ribuan klinik akupunktur lainnya?
Ternyata, Shirakawa menerapkan metode “akupunktur akar” — teknik kuno dari Tiongkok yang berfokus bukan pada gejala, tapi akar penyebab penyakit.

Pendiri klinik, Yusaku Shirakawa, percaya bahwa tubuh manusia adalah sistem energi yang saling terhubung. Bila satu titik tidak seimbang, seluruh tubuh ikut terganggu. Maka, terapi ini memasukkan banyak jarum sekaligus untuk memulihkan keseimbangan energi tubuh secara menyeluruh.

Baca juga :  ANALISIS KRITIS (WATCHDOG) Perpres 105/2025: Penguatan Tata Kelola atau Sentralisasi Kekuasaan BUMN?

“Sebagian besar pasien menangis saat diterapi,” kata Yusaku.
“Air mata mereka bukan karena sakit, tapi karena pemurnian jiwa. Ini adalah detoksifikasi emosional.”

Bagi Shirakawa, tangisan itu tanda bahwa energi negatif telah keluar, dan tubuh mulai menyeimbangkan dirinya kembali.

Dari Taoisme ke Tren Kesehatan Modern

Meski tampak eksperimental, akar metode ini sebenarnya sangat tua.
Akupunktur akar berasal dari Pengobatan Tradisional Tiongkok (Traditional Chinese Medicine / TCM) yang sudah eksis lebih dari 2.000 tahun.

Filosofinya berakar pada konsep yin-yang dan lima elemen (kayu, api, tanah, logam, dan air). Setiap elemen mewakili organ dan energi tubuh manusia — bila salah satunya tidak seimbang, maka penyakit pun muncul.

Tujuan akupunktur akar adalah memulihkan harmoni antara tubuh dan alam, bukan sekadar meredakan nyeri atau kekakuan otot.

⚖️ Hanya Sedikit, Tapi Dicari Banyak

Menariknya, meski viral, klinik dengan metode akupunktur akar di Jepang hanya sekitar 500 dari total 120.000 klinik akupunktur biasa. Jumlahnya sangat sedikit, tapi popularitasnya meroket karena dianggap lebih holistik dan spiritual.

Baca juga :  Prediabetes: Tanda Bahaya yang Sering Dianggap Sepele dan Cara Mencegahnya

Pasien yang datang ke Shirakawa bukan hanya mencari kesembuhan fisik, tapi juga keseimbangan batin dan energi hidup — semacam “penyembuhan diri ala Jepang” yang menyatukan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Jadi Tren atau Sugesti?

Meski banyak testimoni positif, beberapa ahli medis tetap skeptis.
Mereka menilai manfaat spiritual dan “pemurnian jiwa” sulit dibuktikan secara ilmiah. Namun, efek placebo dan relaksasi mendalam dari terapi jarum tetap diakui memberi dampak positif pada kesehatan.

Terlepas dari pro dan kontra, fenomena “manusia landak” di Jepang ini telah menjadi simbol bagaimana budaya Timur terus beradaptasi dengan tren modern — antara keindahan, keunikan, dan sedikit sensasi mistis.fs

Sumber: South China Morning Post, laman resmi Klinik Shirakawa, dan berbagai media Jepang